Jumat, 19 Juni 2015

Rekoleksi Mahasiswa/i AKPER Fatima Parepare

AKPER FATIMA:
“REFLEKSI SEHARI TINGKAT I PERIODE 2010/2011”

       Institusi Akademi Keperawatan Fatima Parepare merasa perlu menarik diri sejenak merefleksi diri dan proses perkuliahan di penghujung ujian final semester genap mahasiswa tingkat  I  Angkatan 2010/2011 demi mendalami diri dan dunia sekitarnya. Terutama, berbagai hal yang berkaitan dengan relasi antar mahasiswa, proses perkuliahan dan isu pengembangan Akademi Keperawatan Fatima Parepare ke depan.
           
Atas latar belakang itulah, Pimpinan institusi bersama dewan Dosen Akademi Keperawatan Fatima Parepare mengadakan refleksi sehari. Acara ini diadakan di Gedung Lapan Kota Parepare, Sabtu, 30 Juli 2011.
            Refleksi dihadiri segenap tingkat  I  periode 2010/2011 yang berjumlah 118 orang, dewan dosen dan staf Akademi Keperawatan Fatima Parepare.
Refeksi diawali dengan tema: ‘AKU ADA BERSAMA ORANG LAIN’ yang dipandu oleh Martinus Jimung,S.Fil.M.Si sebagai pengantar untuk menggali diri dan relasi sosial dengan teman-teman seperjuangan serta institusi tempat mahasiswa menimbah ilmu, dilanjutkan dengan sesi sharing dan tanya jawab. Kemudian, Martinus Jimung,S.Fil.M.Si selaku pemandu utama refleksi sehari memberikan kesempatan kepada pembicara lain di luar institusi sebagai pembanding untuk menunjukkan kepada mahasiswa bahwa Akademi Keperawatan Fatima tetap eksis dan The Best (terbaik) di hati masyarakat luas karena terkenal dengan disiplin dan trampil dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa.
            Hadir sebagai pembicara pembanding, Kepala Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Mappakasunggu Kota Parepare, Drs. Muh. Siddik Maulana, M.M,  Ibu Anita,SKM jebolan PKU (Penjenang Kesehatan Umum) Fatima Parepare angkatan tahun 1978 dari Dinas Kesehatan Kota Parepare, Hanira, S.Kep dan Irma Pakan,AMK mantan Mahasiswa AKPER Fatima Parepare angkatan 2009.

Drs. Muh. Siddik Maulana, MM dalam mensharingnya mengatakan, bahwa bobot, bibit dan bebet seorang tenaga perawat profesional terletak pada ‘disiplin diri, pelayanan dan kepekaan sosial’ terhadap apa yang ia kerjakan. Mahasiswa Akademi Keperawatan Fatima Parepare memenuhi kriteria ini bila dikomparasikan dengan mahasiswa AKPER lain yang mengadakan praktek klinik di PPSLU Mappakasunggu Kota Parepare, tandas Sidik yang disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.  Hal ini diperkuat oleh sharing ibu Anita,SKM. tamatan Penjenang Kesehatan Umum Fatima Parepare. Anita mengatakan, disiplin superket yang ia alami selama belajar di Lembaga Pendidikan Katolik Fatima Parepare itu syarat nilai dan berdayaguna bagi masa depan dan pekerjaannya saat ini. Disiplin membentuk dirinya untuk menjadi manusia berguna bagi keluarga dan pekerjaannya, jelas Anita selaku Pengatur Tenaga Kesehatan Kota Parepare. Karena itu, disiplin jangan dilihat sebagai ‘beban’ dalam proses belajar, melainkan sebuah proses penyadaran pembentukan jati diri peserta didik harus terus dilakukan agar warna misi Pendidikan Katolik yang sesungguhnya tidak pudar ditelan arus globalisasi dan materialisme yang kian menggoda.
Hal ini diamini oleh Hanira,S.Kep  dan Irma Pakan,AMK  alumi AKPER Fatima Parepare periode 2009. Keduanya mengadakan, disiplin, ketrampilan dan pola pendidikan khas Katolik umumnya dan Akademi Keperawatan Fatima Parepare khususnya tetap the best. Mereka  mengalami sendiri ketika studi program S1 dan praktek klinik keperawatan di sekolah lain dan rumah sakit atau puskesmas, AKPER Fatima tetap unggul karena gerakan penanaman nilai disiplin diri, semangat belajar dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan terus ditularkan kepada para mahasiswa AKPER Fatima Parepare agar tidak terjadi ‘dusta diantara kita’, ujar mereka.
            Sementara Pimpinan Institusi Akademi Keperawatan Fatima Parepare, Ners Agustiina,S.Kep.M.Kes dan Kasub Kemahasiswaan, Ners Pelagia,S.Kep menyimpulkan bahwa refleksi sehari yang syarat makna ini membuka cakra cara berpikir dan belajar kita ke depan untuk melihat diri dan dunia Pendidikan AKPER Fatima Parepare secara holistik (menyeluruh). Para mahasiswa diajak untuk merefleksi diri lebih dalam dan proses pembelajaran yang diterapkan di Kampus AKPER Fatima Parepare, menyikapi penegakan disiplin di kampus sebagai salah satu proses pendewasaan diri untuk menghilangkan apriori umum bahwa AKPER Fatima ‘mudah masuk dan sulit keluar’, sehingga jangan ada dusta diantara kita, tutur Kasub Kehamasiswaan.

Diakhir refleksi, Bartholomeus Sarunggaga, S,Kom menutup dengan sebuah permenungan yang menggugat keberadaan para mahasiswa dalam membangun relasi dengan diri, sesama, orangtua dan institusi. Alunan musik dan sentilan kata-kata reflektif dari Bartholomeus Sarunggaga, S.Kom membuat  peserta terbuka matanya bahwa ternyata mereka manusia biasa yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Manusia yang merasa super di atas segala-segalanya, tetapi bolong dan rapuh dimakan waktu dan tindakan nyata. Karena itu, tidak mengherankan ketika para peserta menyadari ketakberdayaan dirinya, ‘air mata penyesalan’ berguguran sebagai simbol pengakuan hati yang bening dari nurani yang terluka karena kesalahan diri yang tak terkatakan selama ini, yang terucap lewat kata-kata: ‘Papa,Mama, teman dan para pendidikku’ saya mau berubah, dan mulai sekarang saya tidak lagi berbohong terhadap diri sendiri, orangtua dan institusiku.

Dengan kegiatan refleksi sehari ini, diharapkan para mahasiswa AKPER Fatima Parepare punya respek yang lebih intens (dalam) terhadap disiplin dan belajar. Para mahasiswa juga diajak berani mengosongkan diri dari pikiran sesat tentang diri dan proses perkuliahan demi menumbuhkan semangat baru memasuki tahun ajaran baru semester ganjil 2011 dengan ‘pikiran yang jernih, hati yang berbelas kasih dan maaf yang mengampuni’ sehingga Civitas Akademi Keperawatan Fatima Parepare tetap jaya* (Martinus Jimung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKPER Fatima Parepare, Terbukti TERBAIK