AKPER FATIMA:
“REFLEKSI SEHARI TINGKAT I PERIODE 2010/2011”
Institusi
Akademi Keperawatan Fatima Parepare merasa perlu menarik diri sejenak merefleksi
diri dan proses perkuliahan di penghujung ujian final semester genap mahasiswa
tingkat I Angkatan 2010/2011 demi mendalami diri dan
dunia sekitarnya. Terutama, berbagai hal yang berkaitan dengan relasi antar
mahasiswa, proses perkuliahan dan isu pengembangan Akademi Keperawatan Fatima
Parepare ke depan.
Refleksi
dihadiri segenap tingkat I periode 2010/2011 yang berjumlah 118 orang, dewan
dosen dan staf Akademi Keperawatan Fatima Parepare.
Refeksi diawali dengan
tema: ‘AKU
ADA BERSAMA ORANG LAIN’ yang dipandu oleh Martinus
Jimung,S.Fil.M.Si sebagai pengantar untuk menggali diri
dan relasi sosial dengan teman-teman seperjuangan serta institusi tempat
mahasiswa menimbah ilmu, dilanjutkan dengan sesi sharing dan tanya jawab.
Kemudian, Martinus Jimung,S.Fil.M.Si
selaku pemandu utama refleksi sehari memberikan kesempatan kepada pembicara
lain di luar institusi sebagai pembanding untuk menunjukkan kepada mahasiswa
bahwa Akademi Keperawatan Fatima tetap eksis dan The Best (terbaik) di hati
masyarakat luas karena terkenal dengan disiplin dan trampil dalam memberikan
pelayanan kepada para pengguna jasa.
Hadir
sebagai pembicara pembanding, Kepala Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU)
Mappakasunggu Kota Parepare, Drs. Muh. Siddik Maulana, M.M, Ibu Anita,SKM jebolan PKU
(Penjenang Kesehatan Umum) Fatima Parepare angkatan tahun 1978 dari Dinas
Kesehatan Kota Parepare, Hanira, S.Kep dan Irma Pakan,AMK
mantan Mahasiswa AKPER Fatima Parepare angkatan 2009.
Drs. Muh. Siddik Maulana,
MM
dalam mensharingnya mengatakan, bahwa bobot, bibit dan bebet seorang tenaga
perawat profesional terletak pada ‘disiplin diri, pelayanan
dan kepekaan sosial’ terhadap apa yang ia kerjakan. Mahasiswa
Akademi Keperawatan Fatima Parepare memenuhi kriteria ini bila dikomparasikan
dengan mahasiswa AKPER lain yang mengadakan praktek klinik di PPSLU Mappakasunggu
Kota Parepare, tandas Sidik yang disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.
Hal ini diperkuat oleh sharing ibu Anita,SKM.
tamatan Penjenang Kesehatan Umum Fatima Parepare. Anita mengatakan, disiplin
superket yang ia alami selama belajar di Lembaga Pendidikan Katolik Fatima
Parepare itu syarat nilai dan berdayaguna bagi masa depan dan pekerjaannya saat
ini. Disiplin membentuk dirinya untuk menjadi manusia berguna bagi keluarga dan
pekerjaannya, jelas Anita selaku Pengatur Tenaga Kesehatan Kota Parepare.
Karena itu, disiplin jangan dilihat sebagai ‘beban’
dalam proses belajar, melainkan sebuah proses penyadaran
pembentukan jati diri peserta didik harus terus dilakukan
agar warna misi Pendidikan Katolik yang sesungguhnya tidak pudar ditelan arus
globalisasi dan materialisme yang kian menggoda.
Hal ini diamini oleh Hanira,S.Kep
dan Irma Pakan,AMK alumi AKPER Fatima Parepare periode 2009.
Keduanya mengadakan, disiplin, ketrampilan dan pola pendidikan khas Katolik
umumnya dan Akademi Keperawatan Fatima Parepare khususnya tetap the best.
Mereka mengalami sendiri ketika studi
program S1 dan praktek klinik keperawatan di sekolah lain dan rumah sakit atau
puskesmas, AKPER Fatima tetap unggul karena gerakan penanaman nilai disiplin
diri, semangat belajar dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan terus ditularkan
kepada para mahasiswa AKPER Fatima Parepare agar tidak terjadi ‘dusta
diantara kita’, ujar mereka.
Sementara
Pimpinan Institusi Akademi Keperawatan Fatima Parepare, Ners
Agustiina,S.Kep.M.Kes dan Kasub Kemahasiswaan, Ners
Pelagia,S.Kep menyimpulkan bahwa refleksi sehari yang syarat
makna ini membuka cakra cara berpikir dan belajar kita ke depan untuk melihat
diri dan dunia Pendidikan AKPER Fatima Parepare secara holistik (menyeluruh).
Para mahasiswa diajak untuk merefleksi diri lebih dalam dan proses pembelajaran
yang diterapkan di Kampus AKPER Fatima Parepare, menyikapi penegakan disiplin
di kampus sebagai salah satu proses pendewasaan diri untuk menghilangkan
apriori umum bahwa AKPER Fatima ‘mudah masuk dan sulit keluar’, sehingga jangan
ada dusta diantara kita, tutur Kasub Kehamasiswaan.
Diakhir refleksi, Bartholomeus
Sarunggaga, S,Kom menutup dengan sebuah permenungan yang menggugat keberadaan
para mahasiswa dalam membangun relasi dengan diri, sesama, orangtua dan
institusi. Alunan musik dan sentilan kata-kata reflektif dari Bartholomeus
Sarunggaga, S.Kom membuat peserta
terbuka matanya bahwa ternyata mereka manusia biasa yang tidak luput dari dosa
dan kesalahan. Manusia yang merasa super di atas segala-segalanya, tetapi
bolong dan rapuh dimakan waktu dan tindakan nyata. Karena itu, tidak
mengherankan ketika para peserta menyadari ketakberdayaan dirinya, ‘air
mata penyesalan’ berguguran sebagai simbol pengakuan hati
yang bening dari nurani yang terluka karena kesalahan diri yang tak terkatakan
selama ini, yang terucap lewat kata-kata: ‘Papa,Mama, teman dan para
pendidikku’ saya mau berubah, dan mulai sekarang saya tidak
lagi berbohong terhadap diri sendiri, orangtua dan institusiku.
Dengan kegiatan
refleksi sehari ini, diharapkan para mahasiswa AKPER Fatima Parepare punya
respek yang lebih intens (dalam) terhadap disiplin dan belajar. Para mahasiswa
juga diajak berani mengosongkan diri dari pikiran sesat tentang diri dan proses
perkuliahan demi menumbuhkan semangat baru memasuki tahun ajaran baru semester
ganjil 2011 dengan ‘pikiran yang jernih, hati yang
berbelas kasih dan maaf yang mengampuni’ sehingga Civitas
Akademi Keperawatan Fatima Parepare tetap jaya* (Martinus Jimung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar